Monday, June 16, 2008

sawah sesal

penyesalan terasa asin seperti darah yang mengucur dari bibir. dikecap lidah lantas diludahkan di tanah. seperti bara cinta yang sedang hangat membara, lalu diguyur hujan gerimis. tinggal asapnya saja yang menyesak di mata dan dada.

padahal dulu sebelum sesal itu tiba. kau dan aku ingin membajak sawah. menancapkan benih di tanah yang lembab. sembari menunggu tunas tunas padi muncul di pagi hari. setelahnya kita potong padi yang menguning dengan sabit yang tersimpan di lumbung. kita akan kenyang berbulan bulan sebelum masa tanam tiba.

kini, banjir air mata datang dan semuanya musnah. tanah yang kita pilih terlalu merapat sungai. tunas padi yang sudah menancap itu pergi tanpa sempat kita lambaikan selamat jalan.


Salteng 150807

0 Comments:

Post a Comment

<< Home